Rumah Tumbuh di Area Hijau Bisa Menjadi Hunian Alternatif
Rumah Tumbuh. Aku pernah tinggal di pemukiman yang padat penduduk. Antara satu rumah dengan rumah yang lain seakan tak ada jarak, hampir dempetan. Pernah juga aku tinggal di pemukiman yang masih padat penduduk, Jarak antara satu rumah dengan rumah yang lain cukup dekat, tapi nggak sampai dempetan.
Area hunian yang asri tentu menjadi idaman. Hawa pun terasa segar, demikian juga dengan indera visual kita tentunya. Area hijau biasanya ada di halaman rumah. Menanam berbagai tanaman hias ataupun tanaman buah-buahan di dalam pot. Kesan hijaunya masih minimalis. Kalau pun ingin menikmati suasana yang hijau banget, biasanya piknik dulu nih ke Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang ada deket rumah atau di kota.
Ketika Berpikir untuk Menambah Bagian Rumah
Foto oleh Miki Czetti dari Pexels |
Aku pun pernah menjadi penghuni rumah yang luasnya ngepas banget dengan luas tanah yang ada. Tanah yang tersisa yaitu halaman rumah. Begitu pindah ke pemukiman rumah sangat sederhana (RSS), ternyata ada tanah kosong di bagian depan, samping & belakang. Aku & paksu pun dulu berencana untuk mengisi tanah yang kosong itu dengan fungsi yang mainstream, alias ya memang udah umum.
Tanah bagian depan untuk halaman, samping kiri untuk jemuran indoor, samping kanan untuk garasi dan bagian belakang dihabiskan untuk dapur, tambahan kamar mandi & ruang mencuci. Meskipun begitu dalam tahap pengerjaan ada perubahan dari rencana. Ibarat kata seperti 'rumah tumbuh' gitu. Tapi ini mix ya. Jadi tumbuhnya ada secara vertikal juga horisontal. Selain itu rumah yang awal justru dihancur sama sekali, setelah tanah bagian samping udah jadi garasi + kamar si boy & kamar mandi tambahan.
Rumah Tumbuh Menjadi Pilihan
Menurutku sih, konsep perubahan pada rumah kami nggak sesuai dengan rumah tumbuh (growing house) yang seharusnya. Ngubek-ngubek berbagai web properti, aku menemukan definisi kalo rumah tumbuh adalah hunian atau rumah yang dirancang lanjut dibangun secara bertahap sesuai luas tanah dan anggaran budget yang dimiliki.
Jadi misalnya memiliki tanah seluas 60 meter persegi. Budget yang ada hanya bisa membangun 'rumah inti' dan masih ada tanah yang tersisa. Rumah tumbuh sendiri ada 2 jenis yaitu tipe vertikal dan horisontal. Tentunya harus kita pikirkan dari awal saat merencanakan membangun rumah agar tidak perlu membongkar bangunan rumah yang ada. Bila dilihat dari luas tanah ternyata cocoknya membangun rumah tumbuh secara vertikal, berarti ke depannya rumah kita akan bertingkat.
Kembali ke tanah yang dimiliki ternyata masih ada tanah tersisa dan kita berencana membangun rumah tumbuh vertikal berarti nantinya tanah yang ada akan digunakan sebagai halaman saja. Jangan lupa untuk memperkuat pondasi, karena rumah yang dibangun meski bertahap kan nantinya akan bertingkat.
Rumah Tumbuh: Edukasi Perencanaan yang Matang
Hunian Asri dan Siap Menjadi Rumah Tumbuh
Foto dari Singhamerta-City |
Post a Comment for "Rumah Tumbuh di Area Hijau Bisa Menjadi Hunian Alternatif "
Terima kasih untuk kunjungan & komentarnya ya. Jangan bosen mampir ke blog ini. Oya, jangan tuliskan link hidup pada komentar Anda.