Petikan Hikmah dari Datangnya Kematian
Hikmah kematian. “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan.” (QS. Al-Anbiyaa: 35).
Kematian itu Pasti
Setelah kondisi Papah sejak akhir Desember 2020 sudah sangat drop –tidak bisa bangun sendiri saat beliau berbaring. Awal Januari 2021 bahkan sempat tidak sadarkan diri akibat kadar gula darah yang tinggi, waktu itu sekitar 400’an. Akhirnya beliaupun tidak bisa menolak saat bergegas dibawa ke UGD untuk ditangani.
💧Alhamdulillah, rawat inap pertama bisa menurunkan dan menstabilkan kadar gula darah beliau meskipun mobilitas makin menurun, jadi beliau hanya bisa berbaring & berbicara. Untuk menggerakkan anggota tubuh, beliau merasa lemah jadi harus dibantu.
💧Rawat inap kedua kasusnya malah kadar gula darah nge-drop. Entah kenapa. Qadarullah berhasil distabilkan kembali. Kondisi beliau saat itu sempat dalam keadaan tidak sadar (koma). Jadi dokter pun meresepkan vitamin syaraf juga albumin. Selain itu juga menjaga kadar gula darah agar tetap stabil dengan mencek darah dengan alat cek portabel dan menghentikan konsumsi obat penurun kadar gula darah bila kadarnya menurun.
💧Rawat inap ketiga akhirnya di akhir Maret 2021 dengan kondisi kembali tidak sadarkan diri. Sebelumnya, sewaktu masih di rumah beliau mengeluhkan sulit buang air kecil, padahal kateter juga baru saja dilepas. Begitu kateter kembali dipasang, pipis pun kembali lancar. Sore harinya ternyata beliau tidak sadarkan diri padahal gula darah beliau terkategori stabil, 120. Tetapi oxymeter menunjukkan kadar oksigen menurun. Akhirnya beliau pun dirawat di rumah sakit, di ICU dan di malam kedua akhrinya beliau wafat.
Demikianlah, Papah pun wafat. Pastinya, cerita menjelang ajal tentu berbeda-beda pada masing-masing manusia. Ada yang tanpa pertanda apapun tiba-tiba wafat, ada juga yang harus menjalani sakit bertahun-tahun, dan sebagainya. Namun pada intinya kematian itu pasti meski kita tidak tahu kapan dan di mana juga seperti apa kondisi di saat wafat.
Kematian: Salah Satu Kiamat Sugra
Di dalam kitab al-Ba’ts wa an-Nusyur (hal.128), al Hafidz al Baihaqi Rahimahullah mengatakan
“Tanda-tanda kiamat tersebut ada yang besar dan ada yang kecil. Tanda kiamat kecil (sughra), sebagian besar telah terjadi. Sementara tanda kiamat kubro (besar), telah nampak ciri-cirinya…
Kematian digolongkan ke dalam kiamat sughra (kecil).
Hikmah yang Didapat dari Kematian
“Maka apabila telah tiba ajal mereka (waktu yang telah ditentukan), tidaklah mereka dapat mengundurkannya barang sesaat pun dan tidak pula mereka dapat mendahulukannya.” (An-Nahl: 61)
Dalam kehidupan ini tentu kita mendapatkan pengalaman terkait bagaimana orang-orang saat ajal menemui mereka. Berdasarkan pengalaman tersebut, tentu kita bisa mengambil pelajaran atau hikmah untuk menjadi pengingat bagi diri kita.
“Orang yang paling banyak mengingat mati dan paling baik persiapannya untuk kehidupan setelah mati. Mereka itulah orang-orang yang cerdas.” (HR. Ibnu Majah no. 4259, dihasankan Asy-Syaikh Al-Albani rahimahullahu dalam Ash-Shahihah no. 1384).
Hikmah yang bisa diambil yaitu:
- Jangan bosan merefresh keimanan dalam diri. Yakin bahwa kematian adalah qada Allah, bisa terjadi kapan saja dan di mana saja. Tentunya hal ini mampu menjadi pengingat untuk menjauhkan diri dari kemaksiatan
- Tidak segan untuk belajar ilmu agama (Islam) agar dapat diaplikasikan dalam menjalani kehidupan. Tentunya akan menjadi bekal begitu kematian menjemput. Kematian memang akhir kehidupan di dunia namun ia adalah jalan menuju kehidupan baru di akhirat kelak.
- Bila menderita sakit yang berkepanjangan, tidak lelah untuk berupaya berobat serta melakukan aktivitas ibadah & hal-hal yang bermanfaat.
- Memohon kepada Allah agar diberi kekuatan di saat sakaratul maut. Mampu mengucapkan syahadat baik lisan maupun dalam hati saat detik-detik nyawa dicabut dari raga.
- Mempersiapkan ‘alat kematian’ juga tanah kubur. Semoga bila sudah dipersiapkan, bisa mempermudah penyelenggaraan jenazah begitu saatnya tiba nanti.
💢💢💢
Nah, itulah hikmah yang bisa Emak ambil saat kematian Papah (ayah saya) pada 30 Maret 2021 lalu. Semoga kita diberi kemampuan dalam menghadapi kematian yang merupakan salah satu dari kiamat sughra.
Alhamdulilah mbak Mia mendapat kesempatan merawat ayahanda ya
ReplyDeletesaya nggak mendapat kesempatan itu dan sering sedih banget jika ingat
Ikut berduka ya Mba
ReplyDeletesemoga Papa husnul khotimah.
InsyaALLAH Papa bangga bgt punya anak shalihaat kayak dirimu, Mba
Baca artikel ini malem menuju dini hari begini berasa dilecut akutuh ðŸ˜
ReplyDeleteGataw kapan hari itu datang... semoga kita diwafatkan dalam keadaan baik.
Aamiiin Allahumma amin...
Turut berduka ya mbak, semoga bapak Khusnul khatimah. Kematian sebenarnya memang dekat Dimata. Akupun masih takut , dan hal ini mengajarkan kita utk selalu berdoa biar umur berkah
ReplyDeleteArtikel mengingatkan masa depan depan setiap insan ada kehidupan lebih kekal maka persiapkan bekal sebagi pribadi muslim.
ReplyDeleteAllahummagfirlahu warhamhu wa'aafihi wa'fuanhu, aamiin.
ReplyDeleteMbak Mia semoga Allah kumpulkan nanti di Surga lagi ya Mbak.
Ya Allah Mbak Mia aku jadi ingat Papa juga yang gula darah beliau juga sering tinggi.
Tapi memang ajal gak mengenal waktu, bisa saja aku lebih dulu.
Terima kasih sudah mengingatkan Mbak ..
Makasih banyak mba Mia, sudah diingatkan dengan kematian yang setiap saat menghampiri ya. Semoga kita semua diberi kekuatan dan selalu mampu memersiapkan amal untuk bekal
ReplyDeleteAllahummagfirlahu warhamhu wa'aafihi wa'fuanhu aamiin aamiin ya robbal alamin. Semoga dikumpulkan kembali nanti di surga. Terima kasih atas postingan ini untuk mengingatkan kita kembali ke sang pencipta
ReplyDeleteTurut berduka ya mbak, semoga Papah mendapat tempat terbaik di sisi Nya.
ReplyDeleteIya, kematian itu pasti dan tiap orang bisa beda jalannya menuju kematian itu
Innalilahi, turut berduka Mbak Mia, semoga beliau mendapat Rahmat dan diampuni dosa-dosa beliau, serta keluarga diberikan ketabahan.
ReplyDeleteBetul banget, Mbak. Kalau kita selalu mengingat kematian, membuat kita berusaha berbuat sebaik mungkin menjalani tiap hari-nya, dalam hal ibadah atau hal yang lain.
kematian memanglah nasihat yang paling bijak. Membuat kita mengingat mati. Membuat kita menjadi lebih baik. Semoga kita semua bisa husnul khatimah. Aamiin ya rabb...
ReplyDeleteInnalillahi wainna ilaihi roji'un. Turut berduka cita atas kepergian papanya mbak.
ReplyDeleteIya mbak, kematian orang terdekat dan sekitar kita selalu jadi pengingat yang baik akan hidup yg amat singkat ini. Sewaktu bapak mertua meninggal tahun lalu, suamiku sakit parah, anak kecelakaan, rasanya berkali kali aku diingatkan akan umur, betapa mudah Allah bila sudah memanggil atau memberi musibah, dan rasanya tak berdaya atas apa². Semoga setiap pengingat ga sekadar pengingat tapi benar² mengubah kita yg masih hidup jadi lebih baik dan makin bertakwa.
Innalillahi wa inna ilaihi raaji'uun turut berduka cita yaa Mbak Mia... saya juga sudah kehilangan papa tercinta 2018 lalu. Mendadak pula wafatnya, di kota lain sehingga mesti membawa jenazah beliau melalui cargo bandara.
ReplyDeleteTerima kasih reminder ttg hikmah kematiannya Mbak.
iya, kematian nenekku juga menjadi pengingat banget buatku
ReplyDeletengeri banget, hidup sendirian di alam kubur
takut
bekalku masih sedikit banget
entah bisa menerangi atau tidak
^,^
Karena kita tahu bahwa kita akan mati maka harus bawa bekal mati. Jangan neko neko di dunia ini, pokoknya taat saja sama Allah
ReplyDeleteAllahummagfirlahu warhamhu wa'aafihi wa'fuanhu, aamiin. Turut berdukacita ya mbak, sekarang bapak sudah kesakitan lagi, Semoga beliau husnul khotimah
ReplyDeleteSemoga diampuni dosa2 beliau ,ditempatkan di surga-Nya.
ReplyDeleteBtw,terima kasih.tulisannya sudah jadi pengingat
Innalillahi wa inna ilaihi rojiun, turut berduka ya mba, Allahummagfirlahu warhamhu wa'aafihi wa'fuanhu aamiin aamiin ya robbal alamin. semoga beliau dilapangkan kuburnya, diterima di sisi Allah dan bisa berkumpul kembali di surgaNya
ReplyDeletethank you very much for reminding all of us mba.. kematian memang tidak bisa dihindari so we have to be ready
ReplyDeleteTurut berbela rasa untuk meninggalnya Bapak, Mbak.
ReplyDeleteDan terima kasih untuk sharing tulisan ini. Meski kita berbeda keyakinan, berkah peringatan dari tulisan ini tidaklah terhalang. Bagi sebagian orang, membicarakan kematian seringkali seperti tabu. Namun, saya pribadi tidak merasa berat untuk membicarakan kematian. Karena bukankah ini justru proses yang pasti akan dilewati?
Ikut berduka cita mak.. Semoga ayahanda husnul khotimah ...bahagia di surga Nya. Aminn... Innaalillaahi wa innaailaihi rojiun..
ReplyDeleteTurut beduka cita ya Mak.
ReplyDeleteDoa terbaik buat papanya, semoga lebih tenang di SisiNya.
Makasih sudha reminder soal kematian ditulisannya, dan kita pun sejatinya tingggal menunggu giliran untuk dipanggilNya.
Semoga Allah tempatkan Papa mbak Mia di tempat terbaik, diampuni segala dosanya dan dilapangkan kuburnya. Kalau mengingat ada kehidupan lagi setelah kematian, kita tidak akan bermudah-mudah dalam keburukan. Semoga kita tergolong manusia yang beruntung ya mbak. Iman islam sampai maut datang.
ReplyDeleteInnanilshi wainailahi rojiuun. Ikut betdukacita yg dlm ya Emak yg masih dibeti kesempatan merawat alm. papah tercinta. Membaca ini bunda membayangkan diri bunda pun akan seperti ini. Sangat mengingatkan bunda pd saat ajal memanggil. Hanya kpdNya kita mampu berpasrah diri.
ReplyDeleteNasihat terbaik memang tentang kematian. Turut berduka cita ya, Mbak. Semoga Almarhum diterima iman Islamnya dan diampuni segala dosa. Aamiin Allahumma aamiin
ReplyDeleteIkut bela sungkawa ya mbak
ReplyDeletesemoga papa diampuni dosa dosanya
dan memang mbak, dunia penuh keridakpastian
yg pasti adalah kematian
Ikut berduka ya Kak Mia.
ReplyDeleteInsyaALLAH papa husnul khotimah.
pada intinya kematian itu pasti meski kita tidak tahu kapan dan di mana juga seperti apa kondisi di saat wafat.
Aamiin, semoga Alm Husnul khatimah ya Mbak. Karena setiap kematian memberikan pelajaran pastinya untuk kita yg masih hidup (Febrianty Rachma)
ReplyDeleteDuh terharu bacanya turut berdukacita ya mbak atas kepergian Papa, Alhamdulillah bisa merawat beliau hingga akhir hayatnya.. Kematian benar-benar pengingat bagi kita
ReplyDeleteTurut berduka Mbak Mia, semoga beliau husnul khatimah. Jadi teringat ayah saya dulu juga meninggal karena gula darah yang tinggi. Drop sampai tidak bisa menolak lagi untuk dibawa ke rumah sakit.
ReplyDeleteTurut berduka ya mba semoga mendiang ayah dilapangkan kuburnya...betul sekali harus diniatkan untuk mengimgat kematian ya mba
ReplyDeleteIkut berduka ya mbak, semoga alm Ayahnya mendapat tempat terbaik di sisi-Nya. Syukurlah mbak bisa mengambil hikmah yg baik dari "kepulangan" ayah. Semoga itu juga jadi bekal buat almarhum.
ReplyDeleteIkut berduka ya, Mbak. InsyaAllah beliau husnul khotimah. Terima kasih sudah berbagi kisah ini. Memang sebaik-baiknya nasihat adalah kematian.
ReplyDeleteInnalillahi wa inna ilaihi rojiun, turut berduka cita, kak.
ReplyDeleteAllahummagfirlahu warhamhu wa'aafihi wa'fuanhu.
Semoga dilapangkan kuburnya dan ditabahkan bagi keluarga yang ditinggalkan.
Innalillaahi wa inna ilaihi rajiuuun... turut berduka cita sedalam dalamnya Mia, semoga almarhum husnul khatimah aaamiiinnn
ReplyDeleteKepergian orang terdekat yang memang paling menyakiiitttttkaaaaannn.. dan itu bisa berlangsung lama sekali, semoga keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan
innalillahi wa innailaihi rojiun, turut berduka ya mba. sekarang alm papanya sudah tenang. sedih lihat orang tua yang terus kesakitan. waktu mamiku meninggal juga beliau bilang sendiri sudah ga kuat lagi :(
ReplyDeleteMengingat pastinya sedih tapi bisa diambil hikmah ya. Aamiinmbak semoga kita bisa menghadapo kemarian dengan siap. Turut berduka ataskepergian papanya
ReplyDeleteSaya bisa merasakan sakitnya ditinggal bapak
ReplyDeleteSebelum banyak cita cita yang kami catat bersama
Sekarang aku masih ingat bagaimana bapak menghembuskan nafas terakhir
Saat itu kehidupanku berubah...
Turut berbelasungkawa ya mbak.
ReplyDeleteIya mbak kematian itu semavam pengingat dan pemberi pelajaran terbaik bahwa sejatinya yg ada di dunia ini akan kembali kepada-Nya.
Terima kasih juga remindernya melalui tulisan ini :)
Mbak, yang kuat ya bersama keluarga yang ditinggalkan. Kematian emmang salah satu hal yang pasti dalam hidup. Hanya tinggal emnunggu giliran kapan kita datang.
ReplyDeleteTurut berduka cita ya mbak semoga Ayahanda mendapat tempat terbaik di sisi Allah dan kita yang ditinggalkan menjadi lebih bertakwa dan mengambil hikmah dari kisah kematian
ReplyDeleteInnalillahi wa inna ilaihi rojiun. Kematian pasti akan datang ya Mbak. Tidak mesti tua dan sakit. Membacanya aku jadi merasa ngilu, bekal masih belum cukup... Semoga kita diwafatkan dalam keadaan yang baik dan diterima amal ibadahnya. Aamin.
ReplyDeleteAl Fatihah buat almarhum abah ka Mia. kalau berbicara soal kematian, saya selalu berharap bisa meninggal dalam keadaan husnul khotimah dan dalam keadaan memeluk agama Islam. jadi ingat momen abah meninggal 5 tahun yang lalu. beliau meninggal saat kami semua tertidur jadi pas mama bangun ternyata abah sudah nggak ada. hiks
ReplyDeleteInnalillahi.. Mba mia.. Hug..
ReplyDeleteAku membaca tulisan ini spt merasakan gimana rasanya. Dan bangga mba kuattt.
Smg kt ttp bs sll memberikan yg terbaik untuk org yg kita sayangi
Turut berduka cita ya mba semoga yg ditinggalkan bisa selalu tabah amin
ReplyDeleteMbak miaaa.. aku turut berduka cita yaa.. semoga mba mia sekeluarga di limpahkan ketabahan dan keikhlasan. Kita selalu bisa mengambil hikmah dari kematian siapa saja ya, termasuk papah mbak mia, semoga beliau husnul khotimah ya
ReplyDeleteTurut berduka cita Mbak.. semoga amal ibadah beliau diterima olehNYA dan semoga diberikan tempat yang layak di sisiNYA.
ReplyDeleteYap, kematian memang akan menghampiri setiap makhluk hidup dan kita memang harus juga bersiap karena kita tidak pernah menyadari kapan kematian itu akan datang.