Let's Grow Happy!
![]() |
(Ilustrasi - Sumber: Pinterest) |
But, sejenak melihat kondisi anak-anak yang berada di daerah konflik (perang & bencana alam), marjinal dan terbelakang, hati ini serasa teriris. Entahlah, dari mana mereka mendapatkan kebahagiaan dan bagaimana mereka mampu untuk tumbuh dan berkembang dengan baik.
![]() |
(*Ilustasi - Sumber: Pinterest) |
Diberitakan oleh Mint Press News, sekitar 85.000 balita dalam 3 tahun ini (2015 – 2018) di Yaman yang masih saja bergejolak, tewas akibat kekurangan gizi. Kondisi anak-anak di daerah konflik tentunya selain kekurangan gizi, sanitasi yang buruk ditambah kondisi peperangan yang memungkinkan mereka tidak lagi memiliki orangtua tentunya sangatlah menyedihkan.
![]() |
(*Ilustrasi- Sumber: Pinterest |
Sedangkan tumbuh kembang anak kita juga bagi anak-anak sedunia tentunya kita harapkan memiliki stimulasi yang melibatkan kedua orangtua anak, pola asuh yang baik serta tercukupinya nutrisi agar anak pun mampu menjalani momen grow happy.
Bahagia di Nestle Lactogrow Grow Happy Parenting Workshop
Sesuatu hal yang wajar tentunya bagi kita yang memikirkan penting dan perlunya edukasi mengenai pola asuh & pemenuhan nutrisi bagi anak. Apalagi materi disajikan oleh para ahli. Workshop serta produk yang diluncurkan oleh Nestle ini sendiri menurut saya adalah suatu bentuk upaya act local think global akan tumbuh kembang anak yang mengacu pada tumbuh dalam kebahagiaan (grow happy).
Saya bersama teman-teman yang tergabung dalam Female Bloggers of Banjarmasin (FBB) dan sekaligus sebagai orangtua pun merasa bahagia karena mendapatkan edukasi yang sangat berguna untuk memperbaiki pola asuh dan pengetahuan mengenai kebutuhan nutrisi bagi keluarga. Terima kasih kepada Nestle Lactogrow yang telah menyelernggarakan workshop di Banjarmasin pada 28 November 2018 lalu dan mengedukasi para emak dari FBB.
Pola Asuh Grow Happy
Berdasarkan penelitian Holder & Coleman (2007)1 , kebahagiaan anak sebagian dipengaruhi oleh interaksi sosial yang melibatkan anggota keluarga. Peran orangtua di sini tentu dominan. Tidak sebatas bersama namun juga turut serta terlibat dalam interaksi sosial dengan anak.
Myers & Diener (2018)2 pun berpendapat bahwa kebahagiaan anak bukanlah kegembiraan sesaat saja namun lebih kepada rasa nyaman, aman dan diterima dengan baik di lingkungan sosialnya. Keluarga dengan para anggota di dalamnya tentu harus mengupayakan agar tercipta rasa nyaman, aman & penerimaan secara baik terhadap anak.
Maka menurut saya (penulis-red.) penting sekali bagi orang tua untuk tidak cuek, jangan asyik sendiri dengan gadget/kerjaan rumah, anger management yang baik agar anak tidak merasa tersisihkan atau bahkan akhirnya ia lebih akrab dengan gadget dan baby sitternya.
Ibu Lizzie, panggilan akrab dari psikolog Elizabeth Santosa M.Psi, Psi, SFP, ACC memberikan tips mengenai keterlibatan orangtua dalam interaksi bersama anak. Berikut tipsnya:
1. Bukan fokus pada jenis aktivitas namun waktu kebersamaan.
2. Tidak ada distraksi pada saat melakukan aktivitas bersama anak.
3. Melakukan eye to eye contact saat bersama anak.
4. Buatlah anak merasa dirinya penting.
Beberapa kiat juga diberikan oleh Ibu Lizzie dalam membantu orang tua agar anak tumbuh bahagia, yaitu:
1. Memberikan makanan tepat waktu & bergizi (bagi muslim tentunya wajib asupan ‘Halal’)
2. Mendukung kompetensi anak
3. Cukupi waktu tidur anak
4. Memberikan cinta tanpa syarat kepada anak (walaupun tidak memanjakannya)
5. Menjadi orangtua yang bahagia agar bisa menularkan kebahagiaannya kepada pasangan dan anak.
Sudahkah Kita Menjadi Orangtua yang Bahagia?
“Bagaimana bisa mendukung kebahagiaan anak, apabila orangtuanya sendiri tidak mengetahui bagaimana membahagiakan diri sendiri?”
Ibu Lizzie pun membimbing kami – para peserta workshop- untuk mengisi kuesioner tentang menumbuhkan rasa bahagia pada diri. Momen ini terasa seperti dalam sebuah games. Hasil dari kuesioner pun langsung mendapat advice dari beliau. Hal ini akhirnya terasa sangat bermanfaat karena efeknya memang berguna untuk belajar menghargai diri sendiri & menumbuhkan rasa kebahagiaan pada diri.
“Orangtua yang bahagia akan menghasilkan anak yang memiliki ketahanan terhadap stres dan tantangan hidup di masa depan. Anak-anak ini dihasilkan melalui pola asuh orangtua yang bahagia dan terlibat pada aktivitas anak,” demikian tambah Ibu Lizzie.
Grow Happy Memerlukan Asupan Gizi yang Baik
Usia 0-2 tahun adalah golden period (masa tumbuh kembang yang optimal) maka orangtua seharusnya paham bahwa anak mereka harus terpenuhi asupan nutrisi yang bergizi. Indonesia sendiri masih memiliki angka gizi buruk pada anak. Berdasarkan Pantauan Status Gizi (PSG) 2017 yang dilakukan Kementerian Kesehatan, balita yang mengalami masalah gizi pada 2017 mencapai 17,8%. Terdiri dari gizi buruk 3,8% dan 14% gizi kurang.
DR.dr.Ariani Dewi Widodo, Sp.A(K) pun mengatakan bahwa untuk mendukung kebahagiaan anak, maka ia harus mengonsumsi zat gizi secara lengkap dan seimbang agar memiliki saluran pencernaan yang sehat. Anak pun akan memiliki selera makan dan pola tidur yang baik sehigga menunjang untuk tumbuh dan berkembang secara lebih bahagia dan optimal.
Bagaimana membentuk saluran cerna yang sehat pada anak?
Dokter Ariani menyarankan bahwa kita harus bisa menjaga mikrobiota usus, caranya yaitu:
1. Konsumsi makanan bernutrisi lengkap dan bervariasi.
2. Konsumsi makanan yang mengandung probiotik yang bermanfaat bagi kesehatan dan pencernaan.
Kondisi perekonomian masyarakat memang tidak merata. Namun, memang tidak semua pangan yang halal dan bergizi itu mahal. Di satu sisi memang tugas pemerintah untuk mencukupi gizi bagi rakyatnya dan juga ikut serta mengedukasi masyarakat tentang pangan bergizi.
Kampanye Grow Happy tentunya salah satu upaya untuk membantu orang tua di Indonesia untuk bisa menerapkan kemampuan membangun kebahagiaan dirinya sendiri agar bisa membagikan kebahagiaannya pada anak dan keluarga serta menyediakan nutrisi yang optimal bagi anak-anak agar tumbuh bahagia.
Pramudita Sarastri – Brand Executive Nestle Lactogrow menjelaskan bahwa tantangan saat ini begitu besar bagi orang tua sehingga Nestle Lactogrow berupaya untuk membantu orangtua dengan menggelar workshop “Grow Happy Parenting” untuk berbagi informasi dan kiat mengenai pola asuh anak serta tips memberikan nutrisi seimbang dan lengkap untuk tumbuh bahagia, yang dapat diterapkan dengan mudah.
Nestle Lactogrow tengah meluncurkan tampilan barunya yang telah diperkaya dengan DHA, kalsium, minyak ikan dan Lactobacillus reuteri – probiotik yang bermanfaat untuk tumbuh kembang anak. Diproduksi untuk usia 1 tahun ke atas, dengan dua varian plain, Madu dan Vanila.
![]() |
(*Sumber Pustaka:
1 Holder,M.D., & Coleman,B. (2007). The Contribution of Social Relationship to Children’s Happiness. Journal of Happiness Studies.
2Myers,D.G & Diener.E. (2018). The Scientific Pursuit of happiness. Association for Psychological Science. 13(2). 218-225
3 www.katadata.co.id (5 April 2018). “17,8% Balita Indonesia Kekurangan Gizi.”
Terima kasih informasinya bermanfaat sekali. Nggak cuma buat ibu dengan balitanya tapi juga buat oranglain.
ReplyDeleteYup, sama-sama mbak. Salam kenal juga.
DeleteSayang workshop penting seperti ini cuma ada di kota besar ya. Coba merambah sampai ke kabupaten juga, jadi ibu-ibu yang tinggal di kota kecil seperti saya juga berkesempatan mendapatkan pelatihannya XD
ReplyDeleteYa tu mbak. Semoga bisa merambah sampai ke daerah2.
DeleteSerunnyaaa event lactogrow ini ya mbaa. . Kadang kita lupa kalau anak yang bahagia bs muncul dari org tua yg bahagia.. Smoga event yg mengedukasi ini teruss berlanjut ya biar orang tua sekarang lebih memahami betul tumbuh kembang anak hehe
ReplyDeleteBetul lisa, ortunya harus 'bahagia' dulu nih kesian kl emosian dan anak jd kena imbasnya.
DeleteWow.. Mb mia.. Template baru ya.. Emg sengaja font tulisan begini kykny y spy khas. Hihi. Ak setuju banget ttg bagian orang tua yg bahagia jg akan membuat anaknya bahagia. :)
ReplyDeletelagi nyoba template yang lain. ya betul banget, kalo ortu nggak bisa mengkondisikan diri untuk bahagia jadilah kalau marah kemana-mana. Kesian anak kan?
DeletePada akhirnya kebahagiaan adalah segalanya ya mbak. Perlu effort dari orang tua untuk hal ini
ReplyDeleteWah mamak mamak keren lagi eksis nih hihihi..
ReplyDeleteAsik banget yaaa pasti eventnya..
Enychan
Saya setuju bukan berarti harus makan yg mahal untuk mendapatkn gizi yg penting edukasi pun sdh cukup utk para orang tua.sdh biasa mendengar katanya enak sih orang kaya makanya makan nya selalu bergizi.padahal kan banyak jg makanan yg murah tp bergizi
ReplyDeleteGara2 ikut workshop ini, aku jadi doyan masak tahu sama tempe karena penjelasannya sebagai sumbsr prebiotik alami, mbak. Harganya terjangkau tapi nutrisinya tinggi banget ^^
ReplyDeleteBenar, yg penting itu kebersamaan yg berkualitas bukan waktunya yg panjang tp kada berkualitas, kan percuma ya.
ReplyDeleteYah sedih bgt event ini cuma untuk bu ibu, padahal kan aku sbg calon ibu ingin datang dan belajar.
ReplyDeleteUntungnya mbak mbak pada nulis jadi infonya bs sampai saya juga hehe
Berarti bersyukur sekali ya anak-anak yang dapat kesempatan untuk grow happy. Negara aman.. tinggal bagaimana parenting dari orang tua saja lagi.
ReplyDeletePeran keluarga, orang tua emang oenting banget ya bagi tumbuh kembang anak. Dan tetkadang ya kita sebagai orang tua pr banget buat selalu kenciptakan rasa nyaman terhadap anak tersebut.
ReplyDeleteSeru nih eventnya ya, hihi
Setuju bgt nih sama materi di eventnya. Anak yang bahagia akan memiliki pribadi yg bahagia jg. Orangtua yg menghabiskan bnyk waktu untuk anaknya juga biasanya akan lebih bahagia.
ReplyDeleteMasya Allah luar biasa ilmunya. Yuk jadi orangtua bahagia dan membahagiakan anak. Tumbuh bersama dalam kebaikan.
ReplyDeleteTips2-nya bagus banget, dan memang, walopun keliatannya gampang, tapi praktiknya lumayan susah ternyata 😅😁
ReplyDelete