Konstruksi Ketahanan Keluarga dalam Proteksi Khilafah
sumber foto: pinterest |
Kita sudah terlalu lelah menerima
kenyataan pahit yang menimpa para insan yang sejatinya adalah personil dari
keluarga. Keluarga sendiri merupakan benteng terkecil dari lingkup masyarakat. Fenomena pahit yang menimpa keluarga-keluarga
di Indonesia setiap harinya terpampang dalam kehidupan nyata dan menjadi
suguhan tayangan di layar kaca, gadget & media cetak yang membuat masyarakat semakin terpana akan kenyataan
yang ada. Ada seorang ibu yang nekad
memutilasi anaknya, juga seorang ayah yang mengajak anaknya untuk bunuh diri
dengan meminum racun serangga akibat hubungan antara pasutri yang tidak lagi
harmonis, hingga seorang anak yang dicabuli oleh tetangganya sendiri, perselingkuhan
dari pasutri,angka perceraian yang kian meningkat dan seterusnya. Na’udzubillah min dzalik!
Proteksi negara kepada individu
masyarakat yang mencakup keluarga nampak hanya berkutat pada solusi
parsial. Saat kasus kekerasan seksual
anak merebak dan negara kemudian memutuskan hukum kebiri bagi pelaku justru
ternyata tidak memiliki efek jera. Masih
selalu ada kasus serupa yang kemudian muncul kembali. Ini tentu menjadi pertanyaan. Mengapa?
Bahkan ketahanan keluarga pun akhirnya kini lambat laun kian
melemah. Jatuh pada titik nadir. Bila kita jeli melihat artinya, selama ini
yang digadang-gadang menjadi solusi paripurna ternyata hanya bisa berjalan
sebagai solusi parsial dan tidak menjamin permasalahan yang menimpa
keluarga-keluarga di Indonesia bahkan dunia sekalipun menjadi selesai.
Masyarakat sendiri lebih cenderung
berpikir bahwa solusi Islami yang ditawarkan baik oleh pemerintah maupun
individu yang bergerak di lembaga yang menawarkan solusi-solusi tersebut
seakan-akan sudah menjadi solusi final.
Keberadaan lembaga pendidikan, keuangan, kesehatan dan sebagainya yang
berlabel Islami dianggap sudah menyelesaikan permasalahan yang berkecamuk dalam
masyarakat, sementara sistem dari bernegara yang mengatur kehidupan masyarakat masih
berlandaskan pada kapitalisme sekulerisme.
Tentu saja semua permasalahan baik pemicu maupun yang menjadi anak
masalah hingga akhirnya mengancam ketahanan keluarga sebenarnya belum tuntas
disolusikan karena Islam masih belum dijadikan sebagai sistem negara.
Proteksi
Khilafah Islam Terhadap Ketahanan Keluarga
“Sesungguhnya Imam itu adalah perisai.
Umat akan diperangi dari belakangnya dan akan dijaga olehnya. Jika ia memerintahkan takwa kepada Allah
& berbuat adil maka ia akan mendapatkan pahala (yang sangat besar). Namun jika memerintahkan selain itu maka ia
akan mendapatkan dosa karenanya” (HR.Muslim).
Punca permasalahan sebenarnya terletak
pada landasan bernegara yakni sistem.
Jika umat mempercayakan Islam sebagai solusi maka sudah semestinya
sistem negara secara totalitas diganti dengan sistem Islam. Berlandaskan dengan sistem Islam maka
persoalan hilir/cabang wajib menjadikan Islam dalam mengatur solusi
permasalahan. Proteksi pun akan berjalan sempurna jika tiga pilar terwujud
dalam kehidupan yakni :
- Ketakwaan individu yang ditanamkan oleh keluarga, masyarakat & negara.
- Saling koreksi antara individu masyarakat & masyarakat dengan pemerintah pada pelaksanaan hak & kewajiban dalam kehidupan sebagaimana Al-Qur’an & As-Sunnah mengatur.
- Eksistensi negara yang menaungi kehidupan bernegara dengan berpedoman Al-Qur’an & As-Sunnah. & keluarga.
Khilafah dalam memproteksi ketahanan
keluarga tentunya dengan mengeluarkan kebijakan-kebijakan yaitu menjalankan
aturan Islam secara totalitas pada seluruh lini kehidupan. Kerusakan masyarakat
yang merupakan dampak dari diterapkannya sistem Kapitalisme Sekuler akan
dibenahi secara menyeluruh.
Khilafah akan memposisikan dan
menegaskan kembali peran-peran para personil rumah tangga sebagaimana mestinya,
dimana peran Ayah sebagai kepala keluarga & pemberi nafkah bagi keluarga
maka khilafah insya Allah akan membuka lapangan kerja agar para Ayah dapat
menunaikan kewajibannya.
Kemudian peran
Ibu sebagai ibu & manajer rumah tangga, maka khilafah memberikan
keleluasaan bagi para Ibu agar mampu optimal menunaikan status ummu wa rabbatul bayt yang tentunya
peran ini pun bisa dibagi dengan peran wanita yang tidak melulu berkutat dalam
tugas domestik tanpa harus melalaikan keluarga dan tidak melanggar hukum
syara’.
Peran anak sebagai generasi
penerus maka khilafah bersama keluarga & masyarakat secara maksimal
mengupayakan suasana kondusif untuk tumbuh & kembang anak yang pastinya
wajib bebas dari ide-ide yang merusak pemahaman anak terhadap Islam. Khilafah akan memberlakukan sistem pendidikan
Islam dan jelas kurikulum berdasarkan Islam yang diterapkan serta umat tidak
akan dibiarkan stress akan biaya pendidikan & lingkungan sekolah.
Khilafah pun jelas akan menghapus
segala praktek yang berhulu pada sistem Kapitalisme Sekuler. Tidak akan ada lagi praktek ribawi, leasing,
MLM, atau apapun dalam transaksi ekonomi yang pada waktu sistem Kapitalisme
bercokol, semua itu menjadi alat pemenuhan kebutuhan bagi masyarakat &
keluarga. Jangan berharap akan ada lapangan kerja bagi para wanita yang akibatnya malah mengorbankan keluarga &
meninggalkan para mahram mereka karena wajib kita pahami bahwa bekerja bagi
wanita hukumnya adalah Mubah maka tidak semestinya pekerjaan malah mengorbankan
kemuliaan diri & melalaikan kewajiban dalam mengurus rumah tangga. Khilafah pun memproteksi umat dengan
menghapus seluruh industri yang diharamkan Islam, baik itu industri pornografi,
miras dan narkoba. Pelayanan kesehatan bagi umat pun diutamakan tanpa adanya
perbedaan kelas ditambah dengan kebijakan akan hidup sehat agar rakyat tetap
terjamin kesehatannya.
Kita khawatir serangan liberalisme
& kapitalisme memborbardir ketahanan keluarga kita. Kita khawatir keluarga
kita semakin jauh dari Islam, tidak mendapatkan sarana & prasarana yang
layak dalam kehidupan, terjebak dalam nistanya pergaulan bebas dan seterusnya
dan sudah semestinya kita yakin bahwa kembali kepada Islam adalah
solusinya. Maka jelas kita sangat memerlukan peran negara
dalam mewujudkan ketahanan keluarga.[]
Post a Comment for "Konstruksi Ketahanan Keluarga dalam Proteksi Khilafah"
Terima kasih untuk kunjungan & komentarnya ya. Jangan bosen mampir ke blog ini. Oya, jangan tuliskan link hidup pada komentar Anda.